Mata memandang
tanpa penghalang
Telinga mendengar
Hembusan riuh kabar
Mulut bicara
Selamanya dalam sementara
Bila tiada bisa ditahan
Buta, tuli, bisu
Pemberian terindah bagiku
Tiada memandang gemerlap fana
Tiada mendengar genderang ricuh kabar
Tiada berkata sayatan hati
Buta, tuli, bisu
Pemberian terindah bagiku
Senin, 10 September 2012
Aku Padamu
Terkayuh sepeda
Berputarlah roda
Di atas terjal batu
Dipandang hijau rerumputan
Hati keras
Batu makin membatu
Rumput diam melayu
Hati lapang
Batu 'kan jadi tumpuan
Bahagialah rerumputan
Aku padamu.....
Maenarilah bersama rumput cantik
Iringan musik kerasnya bebatuan
Kian bertalu, kian merdu
Berputarlah roda
Di atas terjal batu
Dipandang hijau rerumputan
Hati keras
Batu makin membatu
Rumput diam melayu
Hati lapang
Batu 'kan jadi tumpuan
Bahagialah rerumputan
Aku padamu.....
Maenarilah bersama rumput cantik
Iringan musik kerasnya bebatuan
Kian bertalu, kian merdu
Tiada Meninggal Bekas
Kuseka ujung mata
Agar menguap pesan hati
Di bawah mendung
Jelas tanpa matahari
Tetes demi tetes
Fikir turut larut dengannya
Menyatu dalam air
Dari lelehan sang mendung
Titik menjadi butir
Terang dalam pandang
Berkecimpung dengan tanah
membentuk kubangan
Mendung hilang
Matahari datang
Hujan, tiada meninggal bekas
Agar menguap pesan hati
Di bawah mendung
Jelas tanpa matahari
Tetes demi tetes
Fikir turut larut dengannya
Menyatu dalam air
Dari lelehan sang mendung
Titik menjadi butir
Terang dalam pandang
Berkecimpung dengan tanah
membentuk kubangan
Mendung hilang
Matahari datang
Hujan, tiada meninggal bekas
Langganan:
Postingan (Atom)