Senin, 10 September 2012

Pemberian Terindah

Mata memandang
tanpa penghalang

Telinga mendengar
Hembusan riuh kabar

Mulut bicara
Selamanya dalam sementara

Bila tiada bisa ditahan
Buta, tuli, bisu
Pemberian terindah bagiku

Tiada memandang gemerlap fana
Tiada mendengar genderang ricuh kabar
Tiada berkata sayatan hati

Buta, tuli, bisu
Pemberian terindah bagiku

Aku Padamu

Terkayuh sepeda
Berputarlah roda
Di atas terjal batu
Dipandang hijau rerumputan

Hati keras
Batu makin membatu
Rumput diam melayu

Hati lapang
Batu 'kan jadi tumpuan
Bahagialah rerumputan

Aku padamu.....

Maenarilah bersama rumput cantik
Iringan musik kerasnya bebatuan
Kian bertalu, kian merdu

Tiada Meninggal Bekas

Kuseka ujung mata
Agar menguap pesan hati
Di bawah mendung
Jelas tanpa matahari

Tetes demi tetes
Fikir turut larut dengannya
Menyatu dalam air
Dari lelehan sang mendung

Titik menjadi butir
Terang dalam pandang
Berkecimpung dengan tanah
membentuk kubangan

Mendung hilang
Matahari datang

Hujan, tiada meninggal bekas

Sabtu, 12 November 2011

KOIN-KOIN HIDUP KU



Koin-koin hidup Ku
Saksi langkah tapak sembilu
Di bawah kemewahan kaisar
Tubuh kecil bersenjata gitar

Lagu sendu hingga rayu
Ku dendang untuk koin itu
Dalam balutan debu
Yang setia mendampingi Ku

Di bawah terik panas
Kaki yang tak beralas
Koin-koin hidup Ku
Untuk koin-koin hidup KU

TUBUH KAKU




Kau tatap lamat tubuh beku ini
Yang tak lagi biasa menjawabmu
Aliran air mata tiada bendung
Tak mendetakkan jantung ini

Kini tak kau dengar kisahku
Yang dulu kau jawab dengan kasih
Menutup luka gores lama
Membuka gerbang didepan masa

Sudah kubilang
Semua tubuh akan kaku
Termasuk diriku

Biarlah kini pusara
Menjadi batas antara kita
Memendam kisah cinta
Biar kau jalani hidup nyata

Bila telah tiba saatnya
Aku akan bercerita
Tentang  kisah sempurna
Nanti, dalam Nirwana

AKU YANG



Aku tak dilihat
Karena noda yang tak Ku buat

Aku yang dicampakkan
Dari segi ketulusan

Aku yang dihina
Karena kesucian yang Ku jaga

Aku yang dicaci
Karena kekekalan hati

Aku yang disingkirkan
Karena nafsu yang Ku tahan

Aku yang
Aku yang
Aku yang

Aku yang paling beruntung
Karena ia selalu menjaga Ku

ULURKAN TANGANMU



Ulurkan tanganmu
Angkat sukma jiwa
Benamkan sunyi dari raga

Jika saat tiba
Kabarkan padaku
Biar Ku siram diri dengan kesucian

Jangan kau bawa daku ini
Dengan nista dalam diri

Biar luruh
Indah tersepuh
Keindahan tersisa
Tuk akhir semua